Makalah
Pola
Distribusi dan Upaya Pengelolaan Ikan Nike (Awaous
melanocephalus) di Muara Sungai Bone, Provinsi Gorontalo
Oleh
Ade Irma Polamolo
1131417037
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat
Allah swt. yang telah memberikan limpahan kesehatan,
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah matakuliah Ekowisata Perairan yang berjudul “Pola Distribusi dan Upaya Pengelolaan Ikan Nike (Awaous melanocephalus) di Muara Sungai
Bone, Provinsi Gorontalo” dapat
diselesaikan dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih memiliki banyak kekurangan. Tak
lupa, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun guna memperbaiki kesalahan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya dan juga bermanfaat pada
lingkungan sekitar.
Gorontalo, Oktober
2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang...........................................................................................
1
1.2
Tujuan.........................................................................................................
2
1.3
Manfaat......................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Definisi dan Klasifikasi Ikan Nike (Awaous melanocephalus)..................
3
2.2
Spesies Penyusun Ikan Nike.......................................................................
3
2.3
Pola Distribusi Larva Ikan Nike.................................................................
6
2.4
Upaya Pengelolaan Sumberdaya Ikan Nike
Yang Berkelanjutan...................................................................................
7
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan.................................................................................................
10
3.2
Saran .......................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan nike di
perairan pantai gorontalo merupakan schooling
dari juvenile Awaous melanocephalus.
Ikan nike merupakan ikan anadromous dimana ikan ini memijah diperairan tawar,
telur diletakkan pada substrat di dasar perairan, setelah telur menetas
larvanya hanyut ke laut, selanjutnya juvenile kembali ke sungai asal induknya
setelah beberapa saat berada diperairan laut. Ikan nike merupakan ikan endemik
yang hanya ada di perairan laut Gorontalo. Ikan nike merupakan ikan yang sangat
digemari oleh masyarakat Gorontalo (Tantu, 2001 dalam Arsyad, 2017).
Hampir setiap hari
akhir bulan dalam kalender Tahun Qomariah di Gorontalo khususnya di perairan
laut sekitar muara Sungai bone, muncul sejenis ikan kecil yang ukurannya lebih
kecil dari teri yang oleh masyarakat disebut “nike” atau “duwo”. Munculnya ikan
nike sampai dengan saat ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Menurut Ismail
(2008) dalam Mohamad (2015), dari
cerita yang beredar ikan nike ini berasal dari hulu sungai Bone terbungkus oleh
selaput terjadinya menurut cerita sebagian orang utamanya dari para nelayan masih
merupakan tanda tanya besar. Dari cerita yang beredar ikan nike ini berasal
dari hulu sungai Bone terbungkus oleh selaput dan hanyut dibawa arus sungai ke laut. Sampai
di laut selaput yang sangat besar tadi akan pecah jika ikan-ikan di laut
menggigitnya, sehingga ikan nike tadi menyebar.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah
dari makalah ini adalah bagaimana pola distribusi ikan nike dan upaya
pengelolaannya, Spesies penyusun ikan nike.
1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai bahan informasi
tentang pola distribusi dan upaya pengelolaan pada ikan nike dan spesies
penyusunnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi dan Klasifikasi Ikan Nike
Ikan nike (Awaous melanocephalus) merupakan salah
satu ikan dikonsumsi oleh masayrakat Gorontalo dan cukup digemari. Ikan ini
biasanya ditangkap di wilayah perairan laut sekitar muara sungai Bone Bolango
yaitu di perairan Kelurahan Leato dan Kelurahan Tanjung Kramat (Arsyad, dkk, 2018). Klasifikasi ikan nike (Aawous melanocephalusi) menurut Saanin
(1984) dalam Tuina (2013) adalah sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Subkelas :
Teleostei
Ordo : Gobiidaea
Famili : Gobiidaea
Genus : Awaous
Spesies : Awaous
melonecephalus
Ikan nike merupakan
kelompok anak ikan dari famili Gobiidae. Ikan-ikan ini merupakan ikan-ikan
kecil dengan panjang maksimum ± 8 cm. Ciri-ciri dari ikan nike adalah tidak
berwarna atau keputih-putihan serta tidak bersisik (Tantu, 2001).
2.2 Spesies Penyusun Ikan
Nike
Nike adalah sebutan untuk nama lokal berukuran sekitar 2-4 cm. Sering
muncul secara musiman dan ditangkap diperairan muara sekitar Teluk Gorontalo
telah dipasarkan secara tradisional untuk waktu yang cukup lama. Masyarakat
lokal lebih banyak mengonsumsi ikan nike daripada ikan lainnya yang
mengakibatkan meningkatnya aktifitas para nelayan dari waktu kewaktu untuk
memasok permintaan masyarakat (Wolok, dkk,
2019). Namun, dampak kegiatan
penangkapan ikan tidak diketahui. Makalah baru-baru ini tentang Nike hanya
melaporkan penampilan musiman selama musim Memancing (Pasisingi & Abdullah,
2018).
Menurut Olii, dkk,
(2019), Nike dan hundala adalah nama lokal ikan yang ditemukan di perairan
Gorontalo, Indonesia di mana nama ilmiah dari kedua jenis ikan ini tidak
diketahui. Informasi biologis dan ekologi pada kedua jenis spesies ini juga
belum tersedia. Kedua jenis ikan ini endemik di Gorontalo dan belum ditentukan
secara ilmiah. Sebuah studi ilmiah komprehensif ikan Nike dan hundala di
perairan Gorontalo diperlukan untuk memfasilitasi penelitian lebih lanjut,
terutama yang berkaitan dengan Bioekologi dalam mendukung pengelolaan dan
konservasi spesies ikan di dunia. Nike adalah nama lokal ikan kecil yang
ditemukan di perairan laut dan muara sungai Bone, Gorontalo, Indonesia (Olii, dkk., 2017). Nike ikan di perairan
Gorontalo hanya akan muncul dalam beberapa hari pada akhir fase lunar
(Pasisingi dan Abdullah, 2018) dan bergerak dari laut menuju Muara dan
menghilang dan kemudian muncul kembali dalam beberapa hari terakhir dari fase
berikutnya.
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Sahami, et al.
(2019) bahwa sampel ikan nike dikumpulkan secara acak dari para nelayan pada
saat musim nike. Semua sampel dimasukkan kedalam kotak pendingin dan dibaawa ke
laboratorium untuk dilakukan pengukuran kemudian dipisahkan sebanyak 5 sampel
sesuai susunan. Kemudian dipilih salah satu individu dari setiap kelompok dan
diberi label N1, N2, N3, N4, N5 untuk diidentifikasi. Gambar sampel difoto
menggunakan kamera dan dikonversi kehitam putih.
Gambar sampel Ikan
Nike (Sahami, et al. 2019)
Dari hasil
identifikasi ikan nike secara morfologi oleh melanophore seperti yang
ditunjukkan pada gambar diatas N1 dinyatakan sebagai Sicyopterus pugnans, N2 sebagai Sicyopterus
cynocephalus, N3 dan N5 sebagai Belobranchus
Segura, dan N4 sebagai Bunaka
gyrinoides. Meskipun
pola melanophus berbedaa N3 dan N5 berbeda, namun secara genetika mereka
indetik atau sama yang berarti mereka adalah spesies yang sama (Belobranchus Segura). ). Ketidaksamaan ini mungkin akan terpengaruh oleh perubahan
melanophore selama perkembangan larva. Valade, dkk, (2009) dalam Sahami,
et al (2019) menyatakan bahwa seperti
melanophores Chang pada Sicyopterus langocephalus selama tahap larva. Perubahan
ini dapat mewakili masalah untuk identifikasi morfologi. Kita tidak bisa
menghitung spesies dengan perbedaan morfologi. Oleh karena itu, untuk
pemeriksaan berikutnya kami sangat dianjurkan menentukan komposisi spesies
sekolah ikan Nike oleh genetik daripada identifikasi morfologi karena untuk
alasan itu.
2.3 Pola Distribusi
Larva Ikan Nike
Di antara berbagai macam pola sejarah hidup ikan
tropis, sekitar 200 spesies melakukan diadromus migrasi dan bentuk yang paling
umum dari diadromy di daerah tropis adalah amphidromy (Milton, 2009 dalam Sahami, et al. 2019). Ikan Nike dalam penelitian ini adalah spesies
amphidromous diduga menjadi spesies khas di wilayah Gorontalo. Ini adalah ikan
kecil dengan frekuensi rendah dari kejadian di perairan. asumsi
sementara adalah bahwa Nike adalah jenis ikan yang bermigrasi untuk pembibitan
dan pemijahan tujuan dari air laut ke air tawar (Olii, dkk, 2017)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Olii, dkk, (2017) larva ikan nike hanya muncul sebulan sekali kurang
lebih 5 hari diawal bulan dan akan menghilang di perairan pada bulan-bulan
depannya. Larva ikan nike terbungkus pada selaput yang sama dan akan melakukan
penyebaran larva di perairan laut selama beberapa hari. larva
ikan nike ditangkap oleh nelayan tradisional sekali dalam setiap bulan dalam
pertemuan perairan air tawar dan laut di muara Sungai
Bone. Menurut informasi dari nelayan, larva ikan nike yang ditemukan di
perairan selama baru lunar bulan, dan waktu kegiatan
penangkapan ikan sering melalui di malam hari.
Berdasarkan data yang didapatkan, kelimpahan larva ikan nike terjadi pada
hari pertama dan pada hari kedua dengan nilai kelimpahan sekitar 250 individu
dan pada hari ketiga dan keempat didapatkan nilai kelimpahan yakni kurang dari
50 individu bahkan pada hari kelima dan keempat hanya didapati nilai kelimpahan
kurang lebih dari 40 individu. terjadinya larva ikan nike
perjalanan dari daerah laut ke muara secara bertahap. Faktor internal
diharapkan untuk mempengaruhi distribusi spasial ikan
nike di muara tulang Sungai adalah waktu yang dihabiskan oleh ikan nike di
beberapa daerah rawa untuk menunggu sampai tubuh mereka cukup kuat untuk bergerak menuju muara.
Bahkan, faktor eksternal yang diduga memiliki pengaruh besar pada pertumbuhan
dan pergerakan larva ikan nike adalah
salinitas dan air pasang surut.
2.4 Upaya Pengelolaan Pemberdayaan Ikan Nike yang
Berkelanjutan
Kandungan Merkuri
Ikan nike (Awaous melanocephalus)
ini merupakan salah satu jenis ikan yang sangat digemari oleh masyrakat
Gorontalo. Ikan nike (Awaous melanocephalus) ini biasanya hanya muncul
pada setiap akhir bulan dalam kalender Qomariah (bulan di langit) dengan tempat
penangkapan yang tidak menetap.
Doe,
dkk, (2014), berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat nelayan dan
pengamatan di lapangan bahwa daerah peangkapan ikan nike (Awaous
melanocephalus) di Kota Gorontalo ada dua tempat yaitu perairan sekitar
Leato dan perairan sekitar Tanjung Kramat. Informasi tentang kandungan merkuri
(Hg) di kedua wilayah perarian yang menjadi daerah penangkapan ikan nike (Awaous
melanocephalus) ini mungkin belum ada. Adanya aktivitas Pertambangan Emas
Tanpa Izin (PETI) yang ada di hulu DAS Bone, dapat memungkinkan perairan
ini dapat tercemar karena kedua wilayah ini masih dipengaruhi oleh aliran air
dari Sungai Bone. Kondisi perairan di wilayah penangkapan ini tentu akan
mempengaruhi biota didalamnya termasuk ikan nike (Awaous melanocephalus). Mallongi, dkk, (2014) dalam Salam, et al.
(2016) menyatakan bahwa merkuri
dari aktivitas penambangan emas yang dilakukan oleh penambang lokal telah
menyebabkan efek negatif pada kualitas air.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mohamad, dkk, (2015) bahwa kandungan
merkuri (Hg) pada ikan nike (Awaous
melanocephalus) terdapat
pada beberapa sampel yang kadarnya sudah melewati batas maksimum yang
diperbolehkan untuk konsumsi, yaitu yang ditangkap di wilayah dekat tubir dan
beberapa sampel lainnya yang ditangkap dekat pantai masih dibawah batas
maksimum yang diperbolehkan untuk konsumsi.
Upaya pengelolaan
Upaya yang dilakukan dalam pengelolaan ikan nike yang
berkelanjutan adalah dengan meningkatkan kapasitas penangkapan
nike alat tangkap dapat meningkatkan produktivitas dan meningkatkan pendapatan
nelayan namun ancaman keberlanjutan perikanan nike jika ukuran yang tepat tidak
diambil. tangkapan berlebihan nike akan mengurangi kemungkinan ikan untuk
menyelesaikan siklus hidup mereka sehingga menguras saham nike dari waktu ke
waktu. Meningkatnya antar pulau permintaan pada nike harus menjawab dengan bijaksana
dengan mempertimbangkan keberlanjutan.
Mercury
kontaminasi dalam air dan nike membawa perhatian pada keamanan pangan. Ancaman
akan menjadi jelas dalam waktu dekat dan masalah ini akan meluas ke tingkat
ketahanan pangan sebagai kontaminan merkuri menumpuk berlebihan dibiota laut
lainnya yang dikonsumsi oleh manusia, menyebar ke tanaman pokok di DAS
Bonebolango River, dan menyerap dalam penyediaan air minum dari kota-kota
sekitarnya. Luas dan mendalam penelitian tentang nike diperlukan untuk
mengatasi masalah keamanan pangan dan keberlanjutan nike perikanan. pemahaman
yang komprehensif tentang nike di Gorontalo juga dapat berlaku untuk masalah
spesies lain yang serupa secara nasional.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pernyataan diatas dapat disimulkan bahwa ada
empat spesies yang membentuk Nike ikan sekolah yakni Sicyopterus
pugnans, Sicyopterus cynocephalus, Belobranchussegura, dan
gyrinoides Bunaka. Ikan Nike memiliki karakteristik hidupnya yang
unik pada saat bertelur mereka berada di air tawar dan setelah telur menetas larvanya
hanyut ke laut setelah beberapa hari nike yang remaja kembali ke sungai. Upaya yang
perlu dilakukan dalam pengelolaan ikan nike yang berkelanjutan yakni dengan meningkatkan
kapasitas pendapatan nelayan karena dengan penangkapan ikan nike yang berlebihan
kemungkinan ikan untuk menyelesaikan siklus hidup mereka.
3.2 Saran
Perlu adanya upaya penangan yang diperlukan untuk mengatasi masalah
keamanan pangan dan pemahaman yang
komprehensif tentang nike di Gorontalo.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, E, A. 2017.
Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Ikan Nike (Awaous melanocephalus) yang di Tangngkap di Perairan Kota
Gorontalo. Skripsi. FPIK. Universitas
Negeri Gorontalo.
Doe, S,F,D,Astuti., Femmy Sahami., dan Citra Panigoro. 2014. Kandungan Merkuri di Wilayah Penangkapan Ikan Nike di Kota Gorontalo. Jurnal NiKe. Volume (2), No. 4: 146-151
Mallongi, M., Pataranawatt, P., Parkpian P. 2014. Mercury
Emission from Artisanal Buladu Gold Mine and Its Bioaccumulation in Rice
Grains, Gorontalo Province, Indonesia. Advance Materials Research 931-932:
744-748.
Mohamad, N,W. 2015.
Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Ikan Nike (Awaous melanocephalus) di Wilayah Penangkapan Ikan Nike Kelurahan
Leato Utara Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo. Skripsi. FPIK. Universitas Negeri Gorontalo.
Olii, A,H., Femy M. Sahami.,
Sri N. Hamzah.,
Nuralim Pasisingi. 2017. Preliminary findings on
distribution pattern of larvae
of nike fish (Awaous sp.) in the estuary of Bone River, Gorontalo Province,
Indonesia. AACL Bioflux Journal. Vol 10 (5): 1110-1118
Olii, A,H., Femy M. Sahami.,
Sri Nuryatin Hamzah and Nuralim Pasisingi. 2019. Molecular
Approach to Identify Gobioid Fishes, “Nike” and “Hundala” (Local
Name), from Gorontalo Waters, Indonesia. OnLine Journal of Biological Sciences. Vol 19 (1): 51.56
Pasisingi
N, Abdullah S. 2018. Pola kemunculan ikan Nike
(Gobiidae) di Perairan Teluk Gorontalo, Indonesia. DEPIK JurnalIlmu-IlmuPerairan, Pesisir dan Perikanan. Vol 7(2):
111–118.
Sahami, F,M., Rene Charles Kepel.,
Abdul Hafidz Olii.,Silvester
Benny Pratasik. 2019. What species make up the
Nike fish assemblages at the macrotidal estuary in Gorontalo Bay, Indonesia? [version 1; peerreview:
awaiting peer review]. F1000 Research Journal.
Tuina, F. 2013. Penentuan Lama Pengeringan dan Laju Perubahan Mutu Nike (Awaous melanocephalus) Kering. Skripsi. FPIK. Universitas Negeri
Gorontalo.
Wolok
T, Fachrussyah ZC, Yantu I. 2018. Technical And Economic Analysis Of Catching Equipment Totaluo In Nike
Fishing (Awaous Melanocephalus) In Gorontalo City. Jambura Science of Management. Vol 1(2):
65–71.
No comments:
Post a Comment