Tuesday, October 22, 2019


Makalah

Pola Distribusi dan Upaya Pengelolaan Ikan Nike (Awaous melanocephalus) di Muara Sungai Bone, Provinsi Gorontalo





Oleh
Ade Irma Polamolo
1131417037












MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019






KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan limpahan kesehatan, rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah matakuliah Ekowisata Perairan yang berjudul “Pola Distribusi dan Upaya Pengelolaan Ikan Nike (Awaous melanocephalus) di Muara Sungai Bone, Provinsi Gorontalo” dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa  makalah  ini masih memiliki banyak kekurangan. Tak lupa, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun guna memperbaiki kesalahan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya dan juga bermanfaat pada lingkungan sekitar.

Gorontalo,       Oktober  2019

Penyusun



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2  Tujuan......................................................................................................... 2
1.3  Manfaat...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Definisi dan Klasifikasi Ikan Nike (Awaous melanocephalus).................. 3
2.2  Spesies Penyusun Ikan Nike....................................................................... 3
2.3  Pola Distribusi Larva Ikan Nike................................................................. 6
2.4  Upaya Pengelolaan Sumberdaya Ikan Nike
 Yang Berkelanjutan................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan................................................................................................. 10
3.2  Saran ..........................................................................................................  10
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Ikan nike di perairan pantai gorontalo merupakan schooling dari juvenile Awaous melanocephalus. Ikan nike merupakan ikan anadromous dimana ikan ini memijah diperairan tawar, telur diletakkan pada substrat di dasar perairan, setelah telur menetas larvanya hanyut ke laut, selanjutnya juvenile kembali ke sungai asal induknya setelah beberapa saat berada diperairan laut. Ikan nike merupakan ikan endemik yang hanya ada di perairan laut Gorontalo. Ikan nike merupakan ikan yang sangat digemari oleh masyarakat Gorontalo (Tantu, 2001 dalam Arsyad, 2017).
Hampir setiap hari akhir bulan dalam kalender Tahun Qomariah di Gorontalo khususnya di perairan laut sekitar muara Sungai bone, muncul sejenis ikan kecil yang ukurannya lebih kecil dari teri yang oleh masyarakat disebut “nike” atau “duwo”. Munculnya ikan nike sampai dengan saat ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Menurut Ismail (2008) dalam Mohamad (2015),  dari cerita yang beredar ikan nike ini berasal dari hulu sungai Bone terbungkus oleh selaput terjadinya menurut cerita sebagian orang utamanya dari para nelayan masih merupakan tanda tanya besar. Dari cerita yang beredar ikan nike ini berasal dari hulu sungai Bone terbungkus oleh selaput  dan hanyut dibawa arus sungai ke laut. Sampai di laut selaput yang sangat besar tadi akan pecah jika ikan-ikan di laut menggigitnya, sehingga ikan nike tadi menyebar.

1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah bagaimana pola distribusi ikan nike dan upaya pengelolaannya, Spesies penyusun ikan nike.
1.3  Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai bahan informasi tentang pola distribusi dan upaya pengelolaan pada ikan nike dan spesies penyusunnya.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Definisi dan Klasifikasi Ikan Nike
Ikan nike (Awaous melanocephalus) merupakan salah satu ikan dikonsumsi oleh masayrakat Gorontalo dan cukup digemari. Ikan ini biasanya ditangkap di wilayah perairan laut sekitar muara sungai Bone Bolango yaitu di perairan Kelurahan Leato dan Kelurahan Tanjung Kramat (Arsyad, dkk, 2018). Klasifikasi ikan nike (Aawous melanocephalusi) menurut Saanin (1984) dalam  Tuina (2013) adalah sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Gobiidaea
Famili : Gobiidaea
Genus : Awaous
Spesies : Awaous melonecephalus
Ikan nike merupakan kelompok anak ikan dari famili Gobiidae. Ikan-ikan ini merupakan ikan-ikan kecil dengan panjang maksimum ± 8 cm. Ciri-ciri dari ikan nike adalah tidak berwarna atau keputih-putihan serta tidak bersisik (Tantu, 2001).
2.2  Spesies Penyusun Ikan Nike
Nike adalah sebutan untuk nama lokal berukuran sekitar 2-4 cm. Sering muncul secara musiman dan ditangkap diperairan muara sekitar Teluk Gorontalo telah dipasarkan secara tradisional untuk waktu yang cukup lama. Masyarakat lokal lebih banyak mengonsumsi ikan nike daripada ikan lainnya yang mengakibatkan meningkatnya aktifitas para nelayan dari waktu kewaktu untuk memasok permintaan masyarakat (Wolok, dkk, 2019).  Namun, dampak kegiatan penangkapan ikan tidak diketahui. Makalah baru-baru ini tentang Nike hanya melaporkan penampilan musiman selama musim Memancing (Pasisingi & Abdullah, 2018).
Menurut Olii, dkk, (2019), Nike dan hundala adalah nama lokal ikan yang ditemukan di perairan Gorontalo, Indonesia di mana nama ilmiah dari kedua jenis ikan ini tidak diketahui. Informasi biologis dan ekologi pada kedua jenis spesies ini juga belum tersedia. Kedua jenis ikan ini endemik di Gorontalo dan belum ditentukan secara ilmiah. Sebuah studi ilmiah komprehensif ikan Nike dan hundala di perairan Gorontalo diperlukan untuk memfasilitasi penelitian lebih lanjut, terutama yang berkaitan dengan Bioekologi dalam mendukung pengelolaan dan konservasi spesies ikan di dunia. Nike adalah nama lokal ikan kecil yang ditemukan di perairan laut dan muara sungai Bone, Gorontalo, Indonesia (Olii, dkk., 2017). Nike ikan di perairan Gorontalo hanya akan muncul dalam beberapa hari pada akhir fase lunar (Pasisingi dan Abdullah, 2018) dan bergerak dari laut menuju Muara dan menghilang dan kemudian muncul kembali dalam beberapa hari terakhir dari fase berikutnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sahami, et al. (2019) bahwa sampel ikan nike dikumpulkan secara acak dari para nelayan pada saat musim nike. Semua sampel dimasukkan kedalam kotak pendingin dan dibaawa ke laboratorium untuk dilakukan pengukuran kemudian dipisahkan sebanyak 5 sampel sesuai susunan. Kemudian dipilih salah satu individu dari setiap kelompok dan diberi label N1, N2, N3, N4, N5 untuk diidentifikasi. Gambar sampel difoto menggunakan kamera dan dikonversi kehitam putih.



Gambar  sampel Ikan Nike (Sahami, et al. 2019)
Dari hasil identifikasi ikan nike secara morfologi oleh melanophore seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas N1 dinyatakan sebagai Sicyopterus pugnans, N2 sebagai Sicyopterus cynocephalus, N3 dan N5 sebagai Belobranchus Segura, dan N4 sebagai Bunaka gyrinoides. Meskipun pola melanophus berbedaa N3 dan N5 berbeda, namun secara genetika mereka indetik atau sama yang berarti mereka adalah spesies yang sama (Belobranchus Segura). ). Ketidaksamaan ini mungkin akan terpengaruh oleh perubahan melanophore selama perkembangan larva. Valade, dkk, (2009) dalam Sahami, et al (2019) menyatakan bahwa seperti melanophores Chang pada Sicyopterus langocephalus selama tahap larva. Perubahan ini dapat mewakili masalah untuk identifikasi morfologi. Kita tidak bisa menghitung spesies dengan perbedaan morfologi. Oleh karena itu, untuk pemeriksaan berikutnya kami sangat dianjurkan menentukan komposisi spesies sekolah ikan Nike oleh genetik daripada identifikasi morfologi karena untuk alasan itu.
2.3  Pola Distribusi Larva Ikan Nike
Di antara berbagai macam pola sejarah hidup ikan tropis, sekitar 200 spesies melakukan diadromus migrasi dan bentuk yang paling umum dari diadromy di daerah tropis adalah amphidromy (Milton, 2009 dalam Sahami, et al. 2019). Ikan Nike dalam penelitian ini adalah spesies amphidromous diduga menjadi spesies khas di wilayah Gorontalo. Ini adalah ikan kecil dengan frekuensi rendah dari kejadian di perairan. asumsi sementara adalah bahwa Nike adalah jenis ikan yang bermigrasi untuk pembibitan dan pemijahan tujuan dari air laut ke air tawar (Olii, dkk, 2017)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Olii, dkk, (2017) larva ikan nike hanya muncul sebulan sekali kurang lebih 5 hari diawal bulan dan akan menghilang di perairan pada bulan-bulan depannya. Larva ikan nike terbungkus pada selaput yang sama dan akan melakukan penyebaran larva di perairan laut selama beberapa hari. larva ikan nike ditangkap oleh nelayan tradisional sekali dalam setiap bulan dalam pertemuan perairan air tawar dan laut di muara Sungai Bone. Menurut informasi dari nelayan, larva ikan nike yang ditemukan di perairan selama baru lunar bulan, dan waktu kegiatan penangkapan ikan sering melalui di malam hari.
Berdasarkan data yang didapatkan, kelimpahan larva ikan nike terjadi pada hari pertama dan pada hari kedua dengan nilai kelimpahan sekitar 250 individu dan pada hari ketiga dan keempat didapatkan nilai kelimpahan yakni kurang dari 50 individu bahkan pada hari kelima dan keempat hanya didapati nilai kelimpahan kurang lebih dari 40 individu. terjadinya larva ikan nike perjalanan dari daerah laut ke muara secara bertahap. Faktor internal diharapkan untuk mempengaruhi distribusi spasial ikan nike di muara tulang Sungai adalah waktu yang dihabiskan oleh ikan nike di beberapa daerah rawa untuk menunggu sampai tubuh mereka cukup kuat untuk bergerak menuju muara. Bahkan, faktor eksternal yang diduga memiliki pengaruh besar pada pertumbuhan dan pergerakan larva ikan nike adalah salinitas dan air pasang surut.
2.4  Upaya Pengelolaan Pemberdayaan Ikan Nike yang Berkelanjutan
      Kandungan Merkuri
Ikan nike (Awaous melanocephalus) ini merupakan salah satu jenis ikan yang sangat digemari oleh masyrakat Gorontalo. Ikan nike (Awaous melanocephalus) ini biasanya hanya muncul pada setiap akhir bulan dalam kalender Qomariah (bulan di langit) dengan tempat penangkapan yang tidak menetap.
Doe, dkk, (2014), berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat nelayan dan pengamatan di lapangan bahwa daerah peangkapan ikan nike (Awaous melanocephalus) di Kota Gorontalo ada dua tempat yaitu perairan sekitar Leato dan perairan sekitar Tanjung Kramat. Informasi tentang kandungan merkuri (Hg) di kedua wilayah perarian yang menjadi daerah penangkapan ikan nike (Awaous melanocephalus) ini mungkin belum ada. Adanya aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang ada di hulu DAS Bone, dapat memungkinkan perairan ini dapat tercemar karena kedua wilayah ini masih dipengaruhi oleh aliran air dari Sungai Bone. Kondisi perairan di wilayah penangkapan ini tentu akan mempengaruhi biota didalamnya termasuk ikan nike (Awaous melanocephalus). Mallongi, dkk, (2014) dalam Salam, et al. (2016) menyatakan bahwa merkuri dari aktivitas penambangan emas yang dilakukan oleh penambang lokal telah menyebabkan efek negatif pada kualitas air.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mohamad, dkk, (2015) bahwa kandungan merkuri (Hg) pada ikan nike (Awaous melanocephalus) terdapat pada beberapa sampel yang kadarnya sudah melewati batas maksimum yang diperbolehkan untuk konsumsi, yaitu yang ditangkap di wilayah dekat tubir dan beberapa sampel lainnya yang ditangkap dekat pantai masih dibawah batas maksimum yang diperbolehkan untuk konsumsi.
Upaya pengelolaan
Upaya yang dilakukan dalam pengelolaan ikan nike yang berkelanjutan adalah dengan meningkatkan kapasitas penangkapan nike alat tangkap dapat meningkatkan produktivitas dan meningkatkan pendapatan nelayan namun ancaman keberlanjutan perikanan nike jika ukuran yang tepat tidak diambil. tangkapan berlebihan nike akan mengurangi kemungkinan ikan untuk menyelesaikan siklus hidup mereka sehingga menguras saham nike dari waktu ke waktu. Meningkatnya antar pulau permintaan pada nike harus menjawab dengan bijaksana dengan mempertimbangkan keberlanjutan.
Mercury kontaminasi dalam air dan nike membawa perhatian pada keamanan pangan. Ancaman akan menjadi jelas dalam waktu dekat dan masalah ini akan meluas ke tingkat ketahanan pangan sebagai kontaminan merkuri menumpuk berlebihan dibiota laut lainnya yang dikonsumsi oleh manusia, menyebar ke tanaman pokok di DAS Bonebolango River, dan menyerap dalam penyediaan air minum dari kota-kota sekitarnya. Luas dan mendalam penelitian tentang nike diperlukan untuk mengatasi masalah keamanan pangan dan keberlanjutan nike perikanan. pemahaman yang komprehensif tentang nike di Gorontalo juga dapat berlaku untuk masalah spesies lain yang serupa secara nasional.

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Dari pernyataan diatas dapat disimulkan bahwa ada empat spesies yang membentuk Nike ikan sekolah yakni Sicyopterus pugnans, Sicyopterus cynocephalus, Belobranchussegura, dan gyrinoides Bunaka. Ikan Nike memiliki karakteristik hidupnya yang unik pada saat bertelur mereka berada di air tawar dan setelah telur menetas larvanya hanyut ke laut setelah beberapa hari nike yang remaja kembali ke sungai. Upaya yang perlu dilakukan dalam pengelolaan ikan nike yang berkelanjutan yakni dengan meningkatkan kapasitas pendapatan nelayan karena dengan penangkapan ikan nike yang berlebihan kemungkinan ikan untuk menyelesaikan siklus hidup mereka.
3.2  Saran
Perlu adanya upaya penangan yang diperlukan untuk mengatasi masalah keamanan pangan dan pemahaman yang komprehensif tentang nike di Gorontalo.


DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, E, A. 2017. Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Ikan Nike (Awaous melanocephalus) yang di Tangngkap di Perairan Kota Gorontalo. Skripsi. FPIK. Universitas Negeri Gorontalo.
Doe, S,F,D,Astuti., Femmy Sahami., dan Citra Panigoro. 2014. Kandungan Merkuri di Wilayah Penangkapan Ikan Nike di Kota Gorontalo. Jurnal NiKe. Volume (2), No. 4: 146-151
Mallongi, M., Pataranawatt, P., Parkpian P. 2014. Mercury Emission from Artisanal Buladu Gold Mine and Its Bioaccumulation in Rice Grains, Gorontalo Province, Indonesia. Advance Materials Research 931-932: 744-748.
Mohamad, N,W. 2015. Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Ikan Nike (Awaous melanocephalus) di Wilayah Penangkapan Ikan Nike Kelurahan Leato Utara Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo. Skripsi. FPIK. Universitas Negeri Gorontalo.
Olii, A,H., Femy M. Sahami., Sri N. Hamzah., Nuralim Pasisingi. 2017. Preliminary findings on distribution pattern of larvae of nike fish (Awaous sp.) in the estuary of Bone River, Gorontalo Province, Indonesia. AACL Bioflux Journal. Vol 10 (5): 1110-1118
Olii, A,H., Femy M. Sahami., Sri Nuryatin Hamzah and Nuralim Pasisingi. 2019. Molecular Approach to Identify Gobioid Fishes, “Nike” and “Hundala” (Local Name), from Gorontalo Waters, Indonesia. OnLine Journal of Biological Sciences. Vol 19 (1): 51.56
Pasisingi N, Abdullah S. 2018. Pola kemunculan ikan Nike (Gobiidae) di Perairan Teluk Gorontalo, Indonesia. DEPIK JurnalIlmu-IlmuPerairan, Pesisir dan Perikanan. Vol 7(2): 111–118.
Sahami, F,M., Rene Charles Kepel., Abdul Hafidz Olii.,Silvester Benny Pratasik. 2019. What species make up the Nike fish assemblages at the macrotidal estuary in Gorontalo Bay, Indonesia? [version 1; peerreview: awaiting peer review]. F1000 Research Journal.
Tuina, F. 2013. Penentuan Lama Pengeringan dan Laju Perubahan Mutu Nike (Awaous melanocephalus) Kering. Skripsi. FPIK. Universitas Negeri Gorontalo.
Wolok T, Fachrussyah ZC, Yantu I. 2018. Technical And Economic Analysis Of Catching Equipment Totaluo In Nike Fishing (Awaous Melanocephalus) In Gorontalo City. Jambura Science of Management. Vol 1(2): 65–71.



                                           






No comments:

Post a Comment